Friday, January 11, 2013

Sejarah High Heels











Penampilan merupakan hal utama bagi sebagian perempuan. Tak sedikit yang berpikir, penampilan akan menentukan daya tarik seseorang.
Terlebih untuk kaum perempuan yang memperhatikan penampilan dari ujung rambut hingga ujung kaki, termasuk aksesoris yang digunakan. Salah satunya penunjang penampilan sepatu berhak tinggi atau yang lebih dikenal dengan nama high heels.
Siapa sangka sepatu penunjang penampilan itu berawal sebagai pelindung lumpur.
Menurut sejarah, sepatu dengan hak tinggi itu sudah dibuat pada abad IV SM di Turki yang dikenal dengan sebutan chopine yang beralas datar. Penggunaan chopine ini tergantung keperluan, semakin tebal lumpur dijalan maka semakin tinggi sol sepatu yang dipergunakan.
Sekitar tahun 1600, Chopine di Venesia mengalami perkembangan dengan meninggalkan bentuk yang kaku. Rendah dibagian depan dan tinggi dibagian tumit. Meski mulai bergeser menjadi sedikit berbau fashion tetapi masih bertujuan untuk melindungi ujung pakaian mereka dari air yang tergenang di jalan.
Seiring berjalannya waktu, high heels mengalami modifikasi yang cenderung bergeser mengarah kepada fashion. Seperti perkembangan pada tahun 1950-an dikenal dengan model Stiletto yang memiliki ukuran hak 10 cm (4 Inch) dengan ujung hak yang kecil.
Silih berganti model dari kotak (blok)pada tahun 1970-an hingga akhir tahun 1980-an, pada tahun 1990-an dengan model runcing (tappered) lantas kembali muncul model yang lebih tipis seperti belati (Stiletto) pada tahun 2000-an hingga sekarang.
Pemikiran tentang high heels pun terus berubah. Perempuan yang menggunakan high heels cenderung dianggap anggun. Bahkan semakin tinggi high heels maka semakin anggun perempuan yang menggunakannya. Ada juga yang mengatakan menggunakan high heels akan meningkatkan gairah seksual bagi perempuan.
Seperti yang dikutip dari ahli urologi eropa, DR. Maria Cerruto, dia mengatakan studi yang dilakukan terhadap 66 orang. Dia menemukan 50 orang yang tumit pada kakinya berada 15 derajat dari tanah atau sekitar 2 inci akan mempengaruhi otot pelviks.
Otot pelviks merupakan komponen penting bagi tubuh wanita karena akan berpengaruh terhadap kemampuan seksual dan kepuasan ketika berhubungan intim. Jika terjadi masalah pada otot pelviks maka dianjurkan menggunakan high heels. Tidak salah jika kemudian muncul anggapan pemikiran tentang kemampuan high heel menciptakan keanggunan serta meningkatkan kemampuan seksual.
Terdapat pula efek negatif dari pemakaian high heels seperti yang dikutip dari situs BBC. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar wanita yang menggunakan high heels akan berisiko cedera peradangan sendi terutama pada sendi lutut dan panggul (Ostehoeatrithis), terlebih apabila high heels digunakan pada saat berdansa.
Sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal epidemilogi dan komunitas kesehatan, Oxford Brokes University menyatakan, 2% dari dari populasi yang berusia diatas 55 tahun akan terkena penyakit kepala parah yang diakibatkan cedera sendi lutut dan panggul. Kondisi akan lebih parah jika berusia diatas 65 tahun.

Namun demikian, pro kontra apakah hig heels berbahaya bagi kesehatan atau tidak semua tergantung pada si pemakai. Namun, akan lebih bijak jika memperhatikan kecermatan pada pemakaian high heels. Tidak tepat juga jika Anda selalu menggunakannya dalam setiap kesempatan. Tampil modis penting, namun jangan lupa dengan kesehatan.

Thursday, January 10, 2013

Kekurangan High Heel


Ternyata, menurut pakar kesehatan, pemakaian high heel dan flat shoes yang berlebihan memiliki resiko yang buruk bagi kesehatan. Mike O’Neil, seorang konsultan bedah pediatric menyatakan bahwa pemakaian flat shoes maupun high heels dalam waktu lebih dari 6 bulan terus menerus mempunyai resiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan

    Alyssa B Dufour dari Institute for Aging Research of Hebrew Senior     Life atas dasar hasil penelitiannya selama 6 tahun (2002-2008) menyatakan bahwa pemakain high heels pada wanita dapat menyebabkan terjadinya nyeri di bagian belakang kaki.

Namun bukan berarti kedua jenis alas kaki favorit para kaum Hawa tersebut tidak memiliki kelebihan. Untuk high heels misalnya, para pemakainya akan terlihat memiliki kaki yang jenjang, seksi dan anggun. Menghilangkan tonjolan-tonjolan urat lutut serta memperbaiki otot panggul. Selain itu, menurut peneliti asal Italia, pemakaian high heels mampu meningkatkan gairah seks pada wanita sehingga lebih “menarik” ketika di atas ranjang dibandingkan wanita pemakai flat shoes. Sementara kelebihan pemakai flat shoes adalah mengurangi resiko kaki terkilir dan gangguan kesehatan pada tulang belakang

Manfaat Sepatu High Heels Bagi Kesehatan

high heels




Walau selalu dikenakan pada bagian bawah, benda yang satu ini tetaplah mengundang perhatian banyak orang, khususnya kaum perempuan. Beautiful Shoes, perempuan mana yang nggak tergoda untuk tampil cantik. Terlebih sepatu punya cara tersendiri untuk menyelamatkan penampilan.Biasanya, jika sudah memakai sepatu andalan terlebih untuk jenis high heel, setiap perempuan yang mengenakannya pastinya merasa lebih percaya diri. Dengan hak-nya yang tinggi, high heels bisa membuat penampilan perempuan terlihat lebih sempurna. Anda penggemar sepatu hak tinggi (high heel) kini saatnya Anda tersenyum bahagia, pasalnya hak tinggi yang diklaim membawa pengaruh buruk pada kesehatan tubuh ini Anda ternyata juga bisa memperbaiki otot dasar panggul dan tentu saja bisa mendongkrak gairah seksual. Bukan rahasia umum lagi jika dunia medis tak pernah berpihak pada high heel, karena efek buruk di baliknya, mulai dari kapalan (hammertoe) sampai gejala schizophrenia. Semuanya terlihat sangat menyeramkan bagi penggemar high heel, yang notabene sudah menjadi passion dari fashion dan gaya hidup kaum hawa. Namun ketakutan dampak high heel sedikit berkurang dengan studi yang dilakukan Dr Maria Cerruto, ahli Urology asal Itali yang memberikan optimisme bagi pengguna high heel.
Dalam studi yang dilakukan pada 66 wanita usia 50 tahun ke bawah pengguna sepatu dengan hak membentuk sudut 15 derajat terhadap tanah atau ekuivalen dengan hak setinggi 2 inci (5cm), ternyata memiliki postur tubuh yang sama baiknya dengan mereka yang menggunakan sepatu bersol rendah, dan menunjukkan sedikitnya aktivitas elektrik pada otot dasar panggul. Postur ini justru membuat otot dasar panggul berada pada posisi optimum, yang bisa memperbaiki kekuatan dan kemampuannya saat berkontraksi. Otot dasar panggul adalah komponen penting pada tubuh wanita, dan juga bisa memperbaiki performance dan kepuasan saat bercinta. Otot ini juga mendukung kinerja organ panggul yang meliputi kandung kemih, otot perut, dan kandungan. Sayang sekali, elastisitas otot dasar panggul jadi mengendur dan lemah usai melahirkan, dan saat bertambah usia. Dan pastinya butuh latihan rutin untuk kembali menguatkan otot dasar panggul. Wanita kerap kali merasa kesulitan melakukan olahraga dengan benar di daerah sekitar otot panggul, dan menggunakan sepatu hak tinggi bisa jadi solusi untuk masalah ini, papar Dr Cerruto yang mengaku sebagai penggemar high heel, seperti dilansir dari BBC. Sementara itu Gill Brook, physiotherapist dari Bradford, menekankan penemuan ini tidak mengacu pada sepatu stiletto (sepatu hak tinggi dan runcing dengan tinggi lebih dari 5 cm) yang belum terbukti bisa memperbaiki fungsi otot panggul. Namun, bagi wanita penggemar high heel, ini adalah penemuan yang menenangkan di balik kenyataan buruk medis yang tak pernah berpihak pada high heel, meski untuk mendukung kekuatan otot pinggul, Anda tetap harus melatih bagian terpenting tubuh wanita itu.
berkut ini cara- cara memakai high heels yang benar:
1. Setiap melangkah, pastikan tumit Anda menyentuh tanah lebih dulu, kemudian diikuti dengan bagian yang lain. Melangkahlah perlahan dan hati-hati.
2. Pastikan jari-jari Anda tetap lurus dan tidak melipat. Seringkali ketika memakai high heels, secara tidak sengaja jari kaki melipat untuk menahan tumpuan. Hal itu hanya akan membuat jari kaki sakit dan kaki menjadi pegal.
3. Pastikan ukuran high heels yang Anda miliki benar-benar pas dipakainya. Sehingga saat dipakai Anda akan merasa nyaman.
4. Ketika melangkah, gerakkan juga lengan Anda perlahan. hal ini dapat berguna untuk menjaga keseimbangan Anda.
5. Pastikan kedua jarak kaki Anda tetap dekat. Jangan membuat jarak yang lebar akan membuat keseimbangan Anda terganggu.
6. Berjalanlah dengan lurus dan perlahan. High heels bukanlah outfit yang dipakai saat anda harus terburu-buru apalagi berlari. Berjalanlah dengan anggun.

About This Blog

Lorem Ipsum

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Followers

 
Design by Wordpress Templates | Bloggerized by Free Blogger Templates | Web Hosting Comparisons